Padamu, Kutitipkan
Sunday, January 27, 2019
4 Comments
My beloved wife (Dok. Pribadi) |
Padamu, Kutitipkan
Buah Inspirasi: Cecep Gaos
Pada manis senyummu, kutitipkan senampan kebahagiaan. Kan kusaji saat hati tak lagi mampu berseri. Lalu kan kusimpan 'tuk mengusir segala kegelisahan.
Pada belai lembut tanganmu, kutitipkan seikat kedamaian. Yang kadang terusik oleh ketidakadilan dunia, terusir oleh kesenangan maya.
Pada indah kerling matamu, kutitipkan sekeranjang keceriaan. Yang kadang tertutup pekatnya masa silam. Lalu menghilang, bersama jatuhnya buliran-buliran air mata hitam.
Pada kelembutan hatimu, kutitipkan segala keangkuhan. Yang kadang mengotori hati, hingga diri tak lagi berarti.
#CG @Karawang, 27-01-2019
Penyair merasa bahagia pada senyum manis seorang perempuan, merasa bahagia pada belai lembut tangan perempuan itu, selalu merasa ceria pada indah kerling mata dan pada kelembutan hati perempuan itu, meski terkadang penyair sering dibayangi kegelisahan masa silam dan ketidakadilan bahkan keangkuhan diri.
ReplyDeletePenyair merasa tidak bisa hidup tanpa kehadiran sosok perempuan sehingga penyair menitipkan semua rasa dan asa yang dimilikinya kepada perempuan pemilik hatinya. Sedemikian rupa sosok perempuan tersebut mampu menyempurnakan kekurangan dan kegelisahan diri sang penyair
ReplyDeleteRina Herlina
air mata hitam, sungguh kah itu ada, apa pun itu ini perembahan puisi naratif yang mempesona.
ReplyDeleteterpukau pada indah alur tutur katamu, terpikat lekat kala membaca syair puisimu, sungguh romantis dirimu, semoga selalu tetap begitu.
ReplyDelete