Sang Pejuang Jalanan Kota Kembang
Saturday, October 19, 2019
2 Comments
Dok. Pribadi |
Sang Pejuang Jalanan Kota Kembang
Buah Inspirasi: Cecep Gaos
Mentari telah pergi sedari tadi. Meninggalkan sebagian isi bumi. Tapi rembulan masih enggan menampakkan diri. Bintang-bintang pun belum terlihat menemani.
Kulihat lampu jalanan menerangi sudut-sudut kota. Sorotan lampu kendaraan pun seolah saling bersautan menggoda. Menerjang lorong-lorong malam. Yang perlahan kian kelam.
Terlihat sosok renta yang tak lagi mampu berjalan tegak sempurna. Dengan karung besar di punggung. Tinggi menggunung. Berisikan keping-keping kehidupan. Yang ia kumpulkan dari kerasnya jalanan.
Tampak raut mukanya sudah tak lagi muda. Wajahnya tak lagi memancarkan cahaya dan rona. Kakinya tak lagi mampu menopang tubuh dengan sempurna. Pundaknya memikul beban kehidupan yang terus menerpa.
Tanpa lelah, ia terus langkahkan kaki. Dengan asa, ia tak henti semangati diri. 'Tuk mencari keping-keping kehidupan yang mungkin saja masih terserak di jalanan Kota Kembang.
Jauh di sana. Entah di mana. Mungkin saja, ada keluarga tercinta yang terus mengukir asa. Menahan lapar dan dahaga. Yang kian lama kian mendera. Mungkin saja, ada tangisan tubuh-tubuh mungil yang telah lama menunggu. 'Tuk sesuap bubur atau setetes air susu. Yang ia rindukan sejak mentari menampakkan wajahnya di ufuk Timur tadi pagi.
#CG @Bandung, 19-10-2019
خير.
ReplyDeleteBagus sekali puisinya.
Terima kasih Pak Rahman 🙏🙏
Delete